Entah
beribu kata telah tersusun dan selalu tersaji dalam menjalani hari
apakah cerita yang selama ini tertata sedemikian rupa melalui, proses alamiah, akan menjadi kisah yang hanya meninggalkan kenangan?
romantika yang berujung kesakitan.. kesakitan mereka... mereka yang selama ini ada dalam bagian ruang perjalanan hidupku...
apakah kesakitan itu akan meninggalkan kisah yang berwujud sumpah serapah untukku... kesakitan yang semestinya dapat di mengerti...
perasaan adalah merajai dan merampas logika!!! Jika benar adanya, mengapa mereka hadir membawa perlahan perasaan ini dan menghanyutkan dalam pusaran hati..
apakah mereka pun merasai rasa ini? rasa yang bermain dalam ruang kerinduan dan penghianatan...
kerinduan akan mereka, penghianatan untuk mereka...
jika memang harus tak terjadi bagi mereka...
keluarkan aku dari lembah yang telah menutupi dan membekukan jiwa ini.. jiwa yang berkelana menjelajahi mereka yang hadir dalam ruang kesetiaan, kerinduan akan renjana, kemunafikan dalam ikrar terprasasti, dan penghianatan....
luangkan jiwaku... biar kutemukan dimana kehidupan ini menjadi keindahan dan kebahagiaan...
dan....
mereka selalu dalam kecintaan dan kebahagiaan bersama mereka yang akan mengisi perjalanan hidupnya....
dan,
akan ku persembahkan rasa ini untuk dia yang kelak atas takdirnya menemaniku dalam keceriaan maupun kedukaan...
Yaaaanaaaaaaaaaa
jika aku harus menemaninya, jika aku harus selalu menjadi perisainya, jika aku harus menjaganya, dan jika aku harus mengikatnya
kesetiaan... akan menemani jejak nafas antara dia dan aku
jejak yang akan menggoreskan kebahagian, kedukaan, menjamahi sisi kehidupan..
kehidupan yang tak lepas dari pasang surut
jika memang harus menjadi kenyataan... ridhoi kami menuju dan menjalani apa yang semestinya harus kami telusuri....
Lama Tak Berjumpa
Sepanjang perjalanan, kawanku bercerita mengenai situasi lokal, menurut dia saat ini dinamika politik mulai terasa memanas walaupun ini hanya berkutat di level elite. Ibaratnya, masih menurut kawanku,bagai bara dalam sekam.
Karena situasi inilah, dia membawa aku kepada wawali untuk sharing tentang situasi dan memberikan advise untuk analisa dan strategi taktis.
Entah mengapa ia merekomendasikan aku untuk bertukarpikiran, padahal wawali adalah lawan politik aku.
Tapi, perbincangan kami bukan berarti aku menjadi pragmatis kepadanya. Ini merupakan komunikasi politik, terserah orang lain jika pernyataan ini dianggap sebagai justifikasi.
Kami berbincang soal situasi dimana keadaan rakyat semakin tertekan, hal ini terjadi karena walikota tidak memiliki sense of crisis. Rakyat berbulan-bulan sulit untuk memenuhi kebutuhan dasar (basic need), tetapi sang decision maker malah bermanuver untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya an-sich.
Ini baru permulaan aku bertemu dengan wawali, setelah sebelumnya, hampir 4 tahun kami tak pernah berbincang karena faktor kepentingan politik.
Jika mungkin, aku akan kembali untuk memberikan gagasan untuk daerahku, gagasan untuk rakyat, gagasan untuk keadilan dan kemakmuran.
Terpaksa harus kembali "turun gunung" manakala tak ada lagi ruang idealisme di hati teman-teman sepergerakan yang dulu berjuang bersama.
Saatnya menyalakan api semangat kembali dan saatnya menyusun kekuatan dan stategi taktik untuk perubahan.
Jangan Pernah Berhenti
Ingin rasanya ada disampingnya untuk selalu membuatnya bahagia.. Memberikan kasih sayang, belaian, memanjakannya.. Seperti yang diinginkannya, untuk selalu menemani dalam hidup ini dan tak pernah berhenti untuk selalu mencintai dirinya..
Apakah keinginan ini akan mencapai kegairahannya? Gairah untuk menikmati keindahan kebersamaan dalam hidup yang tak pernah terbayangkan, karena kita selalu dihadapkan oleh misteri yang tak pernah terungkap kecuali kita yakin untuk membongkar misteri ini menjadi kenyataan..
Jangan pernah untuk berhenti melupakan apa yang terlah terjalin,,, Jika mimpi ini sekalipun tak tercapai.. Ingat diriku yang pernah ada aliran nafasmu...
*) untuk dia nan jauh disana, diantara harapan dan kegelisahan yang tak pernah berhenti.. Tak pernah berhenti untuk selalu menjaga cinta dan tak pernah berhenti untuk bertanya apakah cinta akan menghampiri ikatan diantara kita??
Pertanyaan???
Dan jawaban bahwa aku selalu memikirkannya untuk menjadi pendamping hidupku, merindukannya diantara sela nafas ini, dan mencintainya setulus hati...
Selalu Saja Ada...
Namun akan menjadi persoalan tatkala proses menuju harapan dan impian tadi, terganjal oleh hal-hal yang selama ini menjadi kerikil dalam perjalanan cita-cita kami.
Proses akselerasi ke arah cita-cita harus direncanakan, ya direncanakan. Pertama, jika mungkin, agenda 'membawa lari' dirinya. Agenda ini bukan merupakan 'kegilaan' akan situasi, tapi ini bagian dari pada langkah menuju cita-cita, tujuan yang selama ini dihadapkan akan keadaan yang tidak memungkinkan. 'Membawa lari' dirinya sejauh mungkin, sebisa mungkin untuk tidak terdeteksi sinyal pencarian kami berdua. Kemana? Satu tempat dimana menyajikan ketenangan untuk menjalani kebersamaan. Tempat dimana kami bisa saling mencintai, menyayangi, memanjakannya, membelainya, dan mencumbunya.
Kedua..... Setelah langkah kedua terlaksana, kami berjanji, masa pelarian ini hanya berlangsung selama satu tahun!!! Dalam persembunyian harus ada yang disepakati dan merupakan bagian dari komitmen, komitmen untuk tidak memiliki generasi penerus.
Ketiga, proses ini merupakan akhir perjalan panjang yang sangat melelahkan. Pada fase inilah kami harus siap akan segala resiko pasca 'pelarian', yakni memohon restu, restu untuk mewujudkan mimpi kami, mimpi untuk membina keluarga dan melanjutkan keturunan. Di titik inilah ikatan lahir batin kami memiliki legitimasi negara.
Dini hari... Obrolan kami selalu saja mengenai 'seandainya' jika Tuhan mengabulkan permohonan kami untuk selalu bersama-sama.
Lalu... Kami berkhayal, seandainya nanti kami dalam masa pelarian, jika salah satu diantara kami membasahi tubuh, maka satu dari kami bertugas untuk mengeringkan air yang membasahi tubuh dengan pakaian yang melekat dibadan.
Sang wanita mengeringkan basah tubuh sang pria dengan daster berwana merah yang melekat ditubuhnya, lalu melepaskan daster tersebut untuk menyeka air yang membasahi rambut dikepala sang pria. Dalam kondisi wanita yang sangat sexy, sang pria akan menggendong sang wanita menuju hamparan keindahan... Lalu... Selanjutnya 'kegiatan', kegiatan yang membuat sang pria untuk kembali membasahi tubuh....
sebaliknya pun terjadi manakala sang wanita membasahi indah raganya....
*)untuk bunda... bunda yang selalu menghinggapi sisi kerinduan akan perjumpaan dan keindahan akan kebersamaan... jika saatnya tiba, akan kusuntikkan apa yang ku punya selama ini ada... hanya untuk dirimu!!!!
Aneh Aja...
aneh?! ya... aneh dan sangat aneh, tp gw ngerasa nyaman, gw ngerasa tenang manakala ada sesuatu yang menghampiri gw walau hadir dalam wujud aksara dan desiran udara yang menjelma alunan suara..
perjalanan selama 2 tahun banyak menghadirkan tawa, canda, kesedihan, keresahan, tangis, atau apapun yang sentimentil..
lalu... rasa nyaman itu merubah derajat yang selama ini ada menjadi cinta... cinta yang entah kapan akan mempertautkannya dalam ikatan kelembagaan pernikahan... keluarga!!
gimanapun juga semua ditentukan oleh takdir!!!
soal ini gw menjadi fatalistik....
AKHIRNYA IA TAHU.....
bukan karena takut, bukan pula karena soal keberanian,, kenapa tak ku katakan saja saat itu?? karena ini soal perjalanan hidup.. perjalanan hidupku ini mungkin bagi sebagian orang dianggap tak lumrah,, gak normal,, selalu bergelut untuk kepentingan orang banyak, namun terkadang melupakan kepentingan dan kebutuhan pribadi.. pada titik inilah kemudian orang akan bersikap antipati.. aku tak mau membuat dirinya terjebak dalam suasana dan kondisi yang membuatnya tertekan secara psikologis..
ini soal mental!! soal keinginan, keinginan untuk mendapatkan perlakuan yang sama seperti yang dirasakan oleh orang sekitar.. orang yang bahagia karena perhatian dan kehadiran.. aku khawatir jika ia tak mendapatkan apa yang menjadi harapannya.. namun proses hidup adalah misteri..
akhirnya awal tugas selesai...
bagaimana tidak melelahkan, disatu sisi aku harus memetakan situasi dan kondisi yang terjadi dan menginventarisir permasalah serta membagi beberapa persoalan baik secara kualitas maupun kuantitas, individu maupun kelompok, berdasarkan kepentingannya, loyalitas, disiplan dan lain sebagainya...
lalu... setelah itu memformulasikan hasil pemetaan tersebut dalam suatu konsep dalam kerangka untuk memberikan solusi sekaligus panduan dalam melaksanakan langkah-langkah kerja secara terstruktur dan sistematis. bahkan bagaimana konsep tersebut diaplikasikan dalam berbagai situasi tertentu dengan didukung oleh sumber daya yang telah disediakan baik finance capital dan human capital, tentunya dengan kapabelitas, kapasitas, dan kualitas.
namun penuntasan satu pekerjaan ini bukan berarti membuat aku terlena, karena pasti akan ada reaksi atas perubahan sistem yang saat ini baru saja dijalankan. kenapa ? karena sistem yang baru saja di tuntaskan ini tidak dilakukan secara frontal namun lebih bersifat parsial.
kenapa parsial? ini merupakan keinginan dari xxxxxxxx yang menginginkan perubahan namun tidak ingin mencapai satu impian (ini menurut ku) dalam menata sistem yang terintegrasi. jika saja ia mau menjalankan konsep yang telah ku buat (tanpa bermaksud takabur) akan dapat menciptakan satu sistem akuntabilitas, transparansi, dan kinerja yang optimal.
namun ketika konsep ini tidak sepenuhnya dijalan kan oleh xxxxxx, tentunya menjadi beban moral bagiku. karena jika tidak dituntaskan maka kebiasan dan budaya lama akan terus menjadi dinamika yang selama ini berlangsung...
akhirnya, bila ini menjadi pergulatan dalam batin maka aku harus bersikap untuk tidak melanjutkan tugas yang telah diberikan...
akan aku kembalikan segala kewenangan yang selama ini telah diberikan padaku...
CABUT PERKARA
Dalam proses pemeriksaan tersebut para terlapor dihadirkan, mereka diperiksa untuk dilakukan konfrontir.
selanjutnya, pihak terlapor mengajukan damai (cabut perkara), bentuk kepengecutan-pecundang. Dihadapan kami mereka sok bertingkah ramah, mungkin takut jika pelaporan kasus ini berlanjut.
Namun dalam hukum pidana kita, bahwa laporan yang telah diterima oleh aparat keamanan tidak dikenal dengan istilah cabut perkara, karena ini delik murni bukan delik aduan.
Jika proses damai (cabut perkara) ini benar-benar menjadi nyata, kita hanya bisa bertanya untuk apa kita memiliki aturan? Dalam aturan hukum kita bahwa proses penyidikan tindak pidana dapat dihentikan jika tidak terpenuhinya unsur-unsur yang dapat dijerat pidana yakni melalui SP3 (surat perintah penghentian penyidikan).
Ngeri... meilhat proses penegakan hukum di negeri kita!!! Negeri ini rusak karena ulah oknum-oknum yang memperjual belikan aturan, mereka kehilangan idealisme, bahkan kita bisa sebut mereka sebagai penghianat. ya, penghianat karena mereka tidak patuh, taat, dan loyal terhadap aturan negara.
SHARING GAGASAN
Aku bertanya mengapa mereka justru meminta pendapatku untuk agenda strategis tersebut? Jawaban mereka sederhana, bahwa mereka mengetahui mengenai rekam jejakku selama ini dalam dunia yang selama ini kugeluti. Dan itu yang menjadi dasar bagi mereka untuk berbagi pikiran denganku dan bersama-sama untuk menyusun konsep. Ini hal yang mengharukan ditengah-tengah apatisme masyarakat tapi ada sebagian dari komunitas masyarakat yang mencoba untuk bertindak atas keadaan dan situasi yang ada saat ini.
Ini merupakan kekuatan baru bagi demokrasi, tinggal bagaimana "memelihara" mereka dalam suatu keyakinan akan ideologi dan menjadikannya sebagai "Way of Life", kekuatan ini bersamaan jalannya waktu akan mendobrak kekuatan yang mencoba menghalangi proses demokratisasi.
Cara Mendaftar Chitika
Kelebihan-kelebihan yang dimiliki Chitika ini membuatnya sangat cocok untuk publisher pemula yang tidak memiliki traffic yang terlalu tinggi. Cukup dengan 10.000 impression/bulan program ini sudah bisa dijalankan.
Bagaimana cara mendaftar di Chitka? Berikut langkah-langkahnya:
1. Sign up Chitika.
2. Pilih Web Publishers dan klik sign up now.
3. Isi Web Site Address denagn blog anda seperti http://namablog.com dan isi email, sign up.
4. Selanjutnya isi data yang dimintak sama Chitika dan sumit.
5. Tunggu email komfirmasi dari chitka, dan pendaftaran selesai.
Awalnya saya ditolak sama Chitika dengan menggunakan blog ini tapi saya mencoba kembali mendaftarkannya dengan blog ini dan diterima. Tips pilihan unit chitika bagi yang tidak memilik pengujung dari US/Canada, anda bisa menggunakan eMiniMalls, MPU, Linx dan yang lainya. Dan anda bisa mendapatkan 10% dari setiap referal chitika selama 15 bulan.
Untuk saat ini saya menggunakan script standar yang diberikan chitika dan saya juga menggunakan plugin chitika untuk wordpress tapi iklan yang diberikan tidak terlihat.
GARIS DARAH?
Banyak hal yang ada disekitar kita namun kita tak bersentuhan dengannya. obrolan yang baru saja selesai tadi, banyak cerita mengenai hal yang berada diluar akal sehat, namun menurut mereka demikanlah kenyataannya. Ternyata ada sebagian dari masyarakat kita yang begitu terpengaruh dengan hal-hal berbau klenik dan itu merupakan pedoman dalam menjalani kehidupan, akal sehat sangat jauh dari pikiran mereka.
Betapa tidak, manakala sebagian dari kita telah menjelalah dunia modern, globalisasi, pesatnya arus informasi, namun tradisi atau budaya “alam luar” begitu mengikat kesadaran manusia.
Apakah mereka yang merupakan bagian dari sejarah, keturunan bagi simbol budaya telah melalaikan tugas untuk mentransformasikan sistem nilai budaya itu sendiri, baik sikap mental, perilaku, dan cara pandang?? Ataukah mereka sendiri tidak memahami budaya mereka sendiri?!
Selanjutnya, tidak hanya sekedar bangga akan garis darah, pewaris raja-raja, tapi lebih dari itu menjaga budaya dan membumikannya dalam tatanan kemasyarakatan.
Setidaknya internalisasi akan nilai tersebut harus dimiliki oleh seluruh para pengabdi dan tentunya para keturunan langsung dalam satu garis darah.
Bukankah kita wajib menjaga dan memelihara nilai-nilai luhur yang seharusnya kita lestarikan dan menselaraskannya dengan nilai yang universal.
BATAL SANTAI
Sesuatu yang tidak pernah kita harapkan tiba-tiba datang merubah segala perencanaan, begitu memusingkan kepala!!! Pagi ini seharusnya aku bisa santai dan menikmati hiburan, melepaskan segala penat yang beberapa hari ini melingkupi hari-hariku.
Konsentrasi untuk segala rencana selalu terpecah dengan dengan agenda-agenda strategis taktis. Namun tak ada gunanya menyalahkan agenda yang telah tersusun, karena itu bukan untuk dijadikan alasan.
Hari ini, pagi ini aku diminta kakak ipar kawanku untuk mendiskusikan pilkada, maklum tantenya akan mencalonkan menjadi kepala daerah. Acara ini tak ada dalam agenda hari ini!! Tapi tak apa karena ini bagian dari interaksi sosial.
Sore nanti, tepatnya jam 2 sore aku harus ke bandung karena aku harus bertemu dengan seorang pengusaha guna membicarakan usaha, aku juga kan perlu makan... dan acara ini memang sudah ada dalam agendaku.
Tapi pagi ini bertambah lagi agendaku, agenda mendadak. Baru saja aku dikabari oleh raya bahwa ada hal yang harus segera kutanggulangi dan itu menyangkut finansial... gila!! Banyak sekali yang harus kutalanggi, ini bisa membuat aku melarat!!! Apakah nanti ia bisa menganti?! Pusing sekali untuk memikirkannya, bukannya aku tak mau menolong, namun jika jumlahnya sama dengan aku menyerahkan segala yang aku miliki, lalu aku harus bagaimana?! Solidaritas bukan berarti membuat kita harus ikut menderita... tapi kita bisa empati dan memberikan sewajarnya yang akan kita berikan.
BIKIN LAGI
Selama dua hari mengikuti proses pembentukan organisasi melalui forum kongres, dalam perdebatan yang penuh dengan nuansa intelektual dan pemilihan yang demokratis, akhirnya cita-cita untuk mewujudkan suatu gagasan dan ide ideologi melalui satu organisasi yang menerapkan disiplin dapat terlaksana.
Dengan berdirinya organisasi ini, secara kolektif dapat mengefektifkan kerja politik untuk mentransformasikan ideolgi kepada masyarakat dan menerapkannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Kongres selama dua hari ini cukup melelahkan baik secara fisik maupun pikiran. Namun lelah itu seketika melenyap manakala pimpinan kongres mengetukkan palu pertanda keputusan kongres menetapkan dan meresmikan berdirinya organisasi berdasarkan ideologi pada hari ini.
Semangat melakukan perjuangan perubahan dan pembaharuan sosial melalui perjuangan ideologi ini adalah semangat demi kemanusiaan, kebebasan, dan keadilan.
Dan... untuk ketua umum terpilih, sekretaris jenderal terpilih, saatnya kita bergerak secara terorganisir dan mari kita sinergikan seluruh potensi kekuatan kita. Bergerak menuju kemenangan ideologi kita...
PERIKATAN
Setiap dari kita mengikatkan diri ke dalam perjanjian maka akan berakibat pada terjadinya hak dan kewajiban. Sebagaimana dalam perikatan bahwa hak dan kewajiban berakhir diantaranya adalah apabila masing-masing pihak bersepakat untuk mengakhiri perjanjian dan perikatan berakhir ketika selesainya batas waktu perikatan.
Terkadang mereka yang mengikatkan diri dalam perjanjian melalaikan hak dan kewajiban yang tertuang didalam perikatan. Seperti hal sekarang yang sedang dialami, mereka melalaikan kewajiban-kewajiban yang seharusnya dipenuhi dalam butir perjanjian, jika demikian bisa saja aku mengajukan gugatan secara perdata, namun itu tak mungkin dilakukan karena aku memahami bagaimana kondisi finansial yang sedang dialami oleh keluarganya.
Tak ada cara lain?! Sebenarnya ada, itupun jika aku melepaskan rasa kemanusiaan, aku bisa saja menekannya untuk segera menunaikan kewajibannya. Lalu bagaimana? Ya.... ikhlaskan sajalah, karena itu satu cara untuk menghindari kekecewaan dan amarah.
Dan tadi siang baru saja semuanya diselesaikan.... dan satu lagi kewajiban yang harus diselesaikan dalam tempo tujuh hari kedepan. Memusingkan memang....
INKONSISTENSI
Banyak kalangan menganggap remeh terhadap komitmen. Bahkan sebagian diantaranya tidak peduli jika mereka inkonsistensi akan berpengaruh terhadap kredibelitas dan integritas dirinya. Pada akhirnya ia akan terjebak pada keputusan yang dibuat emosional, tanpa ada kebijaksanaan. Lalu.. ia akan merepotkan orang seorang, menjadikan permasalahan yang semestinya tak terjadi.
GAk ENAK BadAn
visi dan misi telah selesai dilakukan minggu lalu.
hari ini sebenarnya momentum bersejarah dalam membangun komitmen dan konsistensi terhadap cita-cita politik, namun apa boleh dikata sejak 3 hari lalu kondisi fisik semakin melemah, maklum karena kurang istirahat dan telat makan. flu berat, batuk, dan panas dingin.
beberapa teman tadi pagi menjemput untuk berangkat bersama ke pertemuan, maklum aku tak mengabari mereka jika aku tak bisa hadir dengan alasan sakit.
Landasan perjuangan sangat penting, karena ia berfungsi sebagai pedoman dalam langkah perjuangan. inilah pondasi yang akan dijadikan "rel" ke arah cita-cita kerakyatan.
hari ini, esok, dan akan datang kekuatan demokrasi akan memberikan jawaban terhadap keadaan rakyat yang semakin memburuk. PERUBAHAN HANYA MENUNGGU WAKTU....
ADA YANG SALAH
Ada yang salah dengan kepercayaan yang telah diberikan. Sepertinya ia dan ia bertindak tanpa menilai status dan beban yang ringan untuk dikerjakan. Menjadi tak wajar ketika beban ringan itu lalu menkompensasikan layakna berat beban yang dilakukan. Mentalitas demikianlah yang membuat mereka tak mau berpikir rasional. Jika memang demikian adanya maka haruslah mereka ditertibkan dan disiplinkan.
siapa melindungi rakyat?!
ada yang salah dengan para aktor-aktor politik indonesia, kesalahannya adalah ketika mereka tidak lagi memposisikan sebagai pejuang rakyat tetapi menjadi penjarah rakyat melalui kegiatan manipulasi, korupsi, kolusi, kolabolator asing dan yang terpenting mereka hanya memaknai politik sebagai kekuasaan semata tanpa melekatkan moralitas pada perilaku dan sikap kehidupan.
hilangnya pedoman, prinsip, dan nilai moral inilah aras dari lemahnya pemimpin bangsa ini dalam membangun dan mensejahterakan rakyat.
kini siapa lagi pelindung rakyat? aparatur negara mulai dari tingkat desa/kelurahan hingga tingkat Departemen selalu disesaki oleh jurus-jurus pungutan liar, aparat keamanan tidak lagi menjadi pengayom, pelindung warganegara mereka (tidak semuanya) telah terbawa arus untuk menjadi centeng dan anjing penjaga pengusaha hitam.
keadaan ini membuktikan bahwa kondisi bangsa ini telah berada pada posisi stateless yakni negara tanpa negara, republik tanpa republik.
jika sudah demikian maka tak ada cara lain, selain rakyat melindungi dirinya sendiri.
atau kita harus mengkonsolidir membangun kekuatan untuk perubahan dan pembaharuan sosial, yakni menciptakan pemimpin informal di tengah-tengah rakyat dan mengorganisasikannya lalu mempersiapkan kekuatan ini untuk mengerjakan perubahan mendasar dan secara cepat.
KEKERASAN
kita sepakat untuk menolak kenaikan harga BBM, kita boleh sepakat untuk melakukan demonstrasi, namun bukan dengan cara kekerasan.
cukup sudah negeri ini bersimbah darah!!! kita yakin perubahan ada didepan mata, kita yakin demokrasi akan memapankan kedaulatan rakyat. tapi kita juga harus mampu menyingkirkan mereka-mereka yang anti demokrasi, tentunya bukan dengan cara kekerasan.
KETEMU MEREKA
Malam ini secara tak sengaja aku bertemu dengan lawan-lawan yang selama ini selalu melakukan intrik, fitnah, dan membunuh karakterku. Perjumpaan ini berlangsung secara tak sengaja. Saat tadi sejak perjalanan aku sudah berencana untuk merebahkan penat di markas perjuangan yang selama ini menjadi centrum perubahan sosial di indonesia.
Ketika membuka pagar rumah itu, aku melihat bahwa sedang ada pertemuan dipaviliun, tapi aku tak tahu siapa saja mereka.
Ketika kuhampiri mereka yang sedang berdiskusi, ku melihat wajah-wajah yang selama ini membicarakan aku dibelakangku.
Terpancar raut wajah diantara mereka rasa tak percaya akan kehadiranku, tentu mereka pun tak menyangka, inilah saatnya aku memposisikan sebagai orang yang telah mereka INTRIK dan membuktikan bahwa eksistensi tetap ada walau intik didalamnya terus mendera.
Ada Masalah....
Siang ini harus berangkat lagi ke jakarta, melelahkan memang. Baru juga sampai pagi subuh, setelah perjalanan mengemudikan si roda empat selama hampir 4 jam lalu memenuhi permintaan panitia pelatihan gerakan mahasiswa untuk menyampaikan materi diskusi dan sekarang (siang ini) harus kembali mengemudi selama 4 jam ke ibukota negara menyelesaikan beberapa pekerjaan yang sehari lalu kutinggalkan. Masih ada keinginan untuk lebih lama lagi bersama teman-teman, karena dengan berkumpul dan berdiskusi bersama mereka aku dapat memahami gagasan dan idealisme masing-masing untuk perubahan sosial.
Tapi hal yang harus kukerjakan esok juga sangat berat, tugas menyelesaikan segala persoalan dan masalah yang tidak mudah untuk dipecahkan. Persoalannya sejauh mana kapasitas kita untuk berada dalam proses dialektika dan mampu menjadikannya suatu sintesa.
Permasalahan selalu datang untuk mereka yang mau berpikir dan untuk mereka yang menantang keadaan dan situasi.
ISI ACARA
rasa lelah hilang setelah sampai di tempat pelatihan itu, berganti semangat setelah menyaksikan teman-teman mahasiswa baru sangat antusias untuk mendapatkan bahan diskusi yang akan aku sampaikan.
ini bagian dari pendidikan politik tepatnya mempersiapkan kader-kader pemimpin yang memahami kekuasaan dan mengerti mengenai moral dan etika.
keintelektulan tidak semata untuk pribadi melainkan untuk kemanusiaan, keadilan, solidaritas, demokrasi dan kesejahteraan.
mati sajalah mereka kaum intelektual yang berada pada menara gading...
mereka yang tak memiliki kepedulian sosial adalah mereka yang amoral.
NEGO....
hari ini begitu melelahkan, badan sudah terasa tak enak sepertinya masuk angin.
jawabannya hanya satu... istirahat...
mungkin lebih baik istirahat dan esok harus bangun pagi dan mempersiapkan rancangan kompromi.
KENAPA BERUMUR PENDEK
Kebersamaan itu terkadang berumur pendek. Tak terpikir jika segala rasa bermain dan menghinggapi hanya untuk waktu yang bertepi. Masihkah goresan relief terpatri dalam sanubari? Atau hanya melayang dan terhempas saat hati menjemput harapan? Saatnya akan tiba goresan ini akan kembali membuka. Waktunya menghampiri meraih keterhempasan... walau hanya sesaat. Namun imagi tak akan pernah mengingkari nurani. Berjalanlah tapaki sisi-sisi realitas, selamat dalam keterpisahan... selamat menyusuri kehidupan dan selamat merasai kemenangan jiwa. Sampaikan padanya... aku pernah ada... mengkontruksi pilar-pilar keindahan menepikan kerapuhan akan asa.
*) untuk dia diantara mereka yang menemami pengembaraan jiwa, berpetualang menaklukan kegetiran dan kegelisahan. Disini-disana mendekap dalam kegairahan...
DUNIA BARU
ini untuk terakhir kali... selanjutnya mereka harus terbiasa dengan keadaan yang baru, sikap mental baru, sistem baru, dan personal baru yang rigid sedikit toleransi. selamat datang di 'dunia baru'!!!
PUSING EUY
Pusing sekali rasanya kepala ini... badan panas dingin... jangan-jangan ini gejala typus!!! Dari hari sabtu kemarin badan ini gak karu-karuan rasanya. Meriang, pusing bangeut, kadang suhu tubuh sangat panas, terkadang terasa dingin.
MAJU ATAU ....
Ada yang harus dipertahankan ada juga yang harus dilepaskan. Ia akan menjadi sejarah atau hanya sekedar ‘hasutan’ semata.
Keadaan bangsa ini begitu menyedihkan!!! Korupsi, harga kebutuhan pokok menjulang tinggi, gizi buruk, karena tekanan ekonomi sebagian rakyat mengambil jalan pintas untuk mengakhiri tekanan hidup dengan cara bunuh diri massal (keluarga).
Kemana arah bangsa ini?! Hal ini juga yang menjadi pokok pembicaraan oleh dua orang ‘tamu’ ku dirumah. Entah hanya retorika semata atau mereka memang memiliki kepedulian terhadap nasib berjuta rakyat.
Wacana ini berkembang dalam diskusi yang pada akhirnya meminta agar aku mau dicalonkan untuk menjadi anggota perwakilan rakyat di tingkat daerah melalui sebuah partai besar dan mapan.
Jujur saja, saat ini kondisi tubuhku sedang tidak memungkinkan untuk menjawab dan meneruskan proses diskusi serta menentukan sikap untuk pencalonan tadi. Sebisa mungkin ku jawab : ‘berikan saya waktu untuk mempertimbangkan tawaran tadi”. Sudah kupaparkan bahwa secara finansial aku tak sanggup untuk menempuh proses pencalonan hingga pemilihan, mereka menjawab bahwa aku tak perlu sibuk dan memikirkan logistik (finansial), segala sesuatu akan dipersiapkan asalkan aku mau di calonkan. Emmm.. jangan-jangan ada sesuatu dibalik semua ini?. Akan aku telusuri apakah ini benar-benar tulus untuk rakyat ataukah ada sesuatu diantara kekuasaan yang akan datang?
"PENJAJAH" BERSERAGAM
Ini harus dituntaskan!!!.
Inilah ironi, hidup didalam negara hukum namun hukum hanya menjadi hiasan semata. Mengapa hiasan? Mereka yang menjadi aparatur hukum sebagian besar tidak menjiwai, tidak sadar (jika tidak mau disebut gila!), tidak memahami tugas pokok dan fungsi serta kewajiban profesinya. Apakah ini kesalahan institusi penegak hukum dalam melakukan rekrutmen, pembinaan, dan pemberian sanksi?.
Lupakan pertanyaan tadi, karena sulit bagi kita untuk menjawab bahwa perbuatan dan sikap aparat penegak hukum yang mengabaikan kewajibannya bahkan melakukan penyimpangan/pelanggaran merupakan ulah oknum semata. Oknum!!!!??? Jika hanya oknum, mengapa dari sekian banyak aparat hampir semuanya (80%) melakukan penyimpangan dari tupoksinya, disebut oknum apabila dari 100 orang aparat penegak hukum hanya 5 – 10 orang saja melakukan pelanggaran atau penyimpangan.
Suatu kenyataan, ketika seseorang mendapat ancaman kekerasan lalu melaporkan kepada yang berwajib (institusi dirahasiakan – ha..ha..ha..), apa yang terjadi? Pelapor tidak mendapatkan hak konstitusinya untuk mendapatkan rasa aman justru di ping-pong oleh sang berwajib untuk kembali esok hari. Apa yang terjadi pada keesokan harinya? Sang pelapor diminta untuk kembali pada esok harinya lagi... sangat melelahkan. Dan apa yang terjadi pada keesokan hari tersebut? Inilah babak yang membuat masyarakat (emosional) dan menyebut aparat berwajib sebagai penjajah terhadap rakyatnya sendiri. Pada hari tersebut sang pelapor terpaksa melapor peristiwa pengancaman kepada hierarki yang lebih tinggi (satu level) pada institusi yang sama. Pada hierarki yang lebih tinggi yang terjadi justru pembodohan dilakukan oleh seorang aparat penegak hukum kepada warga negaranya. Bukannya menerima laporan tindak pidana justru sang berwajib dengan pangkat perwira meminta sang pelapor untuk membawa seseorang yang sebenarnya tidak ada kaitannya dengan peristiwa tindak pidana. Bahkan kami harus beberapa kali memaksa untuk dibuatkan Berita Acara Perkara (BAP) dan meminta tanda penerimaan laporan, lagi terjadi... mereka mengabaikan kewajiban profesinya sebagaimana diperintah oleh undang-undang. Keanehan kembali terjadi, sang perwira justru merekomendasikan kami untuk melapor ke institusi diatasnya. Kami pun akhirnya mengikuti saran sang perwira tadi.
Sesampai kami di institusi yang direkomendasikan, kami lagi-lagi menjumpai hal yang sama. Sang bintara menerima kedatangan kami, lalu kami menyampaikan maksud kedatangan kami ke kantor “penegak hukum” dan menceritakan kronologi peristiwa pidana kepadanya. Dengan gaya yang angkuh sang bintara memaparkan bahwa peristiwa tersebut belum ada unsur pidananya, lagi... kami dibodohi oleh aparat penegak hukum. Lalu kami sampaikan bahwa peristiwa tersebut telah memenuhi unsur pidana karena pada saat peristiwa tersebut teman kami dipaksa untuk tidak melakukan sesuatu dengan disertai ancaman kekerasan. Sang bintara dengan santainya (atau mungkin juga ia seorang yang sangat bodoh) mengiyakan paparan kami. Selanjutnya karena ia mensetujui argumentasi kami, maka kami meminta sang bintara untuk membuatkan laporan dan memberikan tanda penerimaan laporan. Lagi-lagi dengan kebodohan sang bintara ia menyatakan tidak dapat membuatkan pelaporan karena harus berkoordinasi dengan atasannya (ha..ha...ha... mungkin juga ini merupakan upaya untuk melakukan negoisasi). Apa boleh buat... institusi di wilayah telah terkooptasi, teracuni oleh materi, tidak memberikan hak rakyat, pilihan terakhir kami berangkat ke ibukota propinsi menuju institusi penegak hukum untuk melaporkan peristiwa tindak pidana.
Di ibukota propinsi kami diterima dengan sangat ramah dan baik, tidak seperti terjadi diwilayah, laporan kami diterima dan kami pun diberikan tanda penerimaan laporan. Sungguh sangat ironis... apa sebenarnya yang tengah terjadi di wilayah?!. Apakah “perampokan” terhadap rakyat telah tersistematis dan terstruktur sedemikian rupa? Jangan heran apabila rakyat tidak pernah mengalami kesejahteraan karena kesejahteraan tersebut telah disabotase oleh aparat penegak hukum. Kita harus melawan mereka, mengalahkan mereka dengan cara apapun. Karena mereka salah satu faktor dari pemiskinan rakyat.
Namun ada sedikit harapan ketika sang kepala institusi tingkat propinsi memiliki kemauan yang kuat untuk mensterilkan internal institusi dari tikus-tikus dan perampok rakyat. Kita berharap sang kepala institusi tingkat propinsi bertahan lama di propinsi ini, kita akan dan harus mendukung beliau.
*) untuk sardjono, sudiro, dan juneadi yang mengabaikan kewajibannya, semoga sang khalik memberikan jalan kebaikan bagi kalian semua... amien. Stop mengabaikan hak-hak rakyat!!!
MASALAH LAGI
*) untuk dia yang mencari pelarian hidup dan untuk mereka yang merampas kebahagian serta meciptakan linangan air mata. Jangan pernah mencederai milik yang lain dan jangan sekali-kali untuk bereksperimen.
PERGI LAGI
Satu lagi sahabat setia sekaligus tetangga rumahku yang selalu menghampiriku setiap kali aku berada di rumah, telah kembali kepada Allah SWT, ia tiada di dalam mobilku saat perjalanan menuju rumah sakit.
Ia adalah sahabat yang senantiasa mendatangiku untuk berdiskusi, apa saja, mulai dari kehidupan pribadinya hingga dinamika sosial politik yang menjadi pusat perhatiannya.
Kegigihannya mempertahankan sikap merupakan wujud perjuangannya dalam mencapai cita-cita perubahan dan pembaharuan sosial. Komitmen terhadap nilai kerakyatan selalu diucapkannya setiap kali berdiskusi denganku. Aku tahu, ia setia terhadap pedoman hidup yang menjadi sandarannya, ia bentangkan gagasannya menjadi gugusan kesadaran kolektif di lini kemasyarakatan.
Kini ia telah pergi.... meninggalkan cita dan harapan yang belum ia nikmati. Namun semangat berjuang dan idealismenya akan selalu memancarkan titik cahaya perubahan sosial.
Selamat jalan sahabat, kau telah pergi tapi semangat dan gagasanmu akan selalu hidup dalam dinamika sosial bangsa ini.
TERNYATA DIAM
JUAL..?!!! GUA BELI
Dia menantangku untuk memulai rencana tersebut secara konkrit, namun aku tak bisa begitu saja mengiyakannya, aku punya posisi tawar!! Sebenarnya aku siap, namun aku juga harus tahu sejauh mana kapasitas dia untuk menyiapkan perangkat yang dibutuhkan untuk kegiatan esok hari.
Aku mulai menantang balik, kapan ia siap untuk mempersiapkan perangkat tersebut? Di jawab olehnya jika aku siap maka dia pun siap.
Aku menerima tantangannya. Saat itu juga perangkat yang kumiliki segera ku aktifkan.
Setelah ia menyaksikan dan mendengar sendiri bahwa aku telah bergerak, aku mulai melihat wajah dia berubah, kaget!!! Ternyata ia tidak menyangka bahwa secepat itu aku segera mengoperasionalkan gagasanku.
Mulailah ia menunjukkan ketidaksiapannya (secara ekstrim : ia tidak memiliki kemampuan) untuk segera mengaplikasikan pandangannya seperti secepat aku menerima tantangannya.
Ketika ia mulai banyak berdalih, semakin aku muak terhadap pertanyaan dan justifikasinya.
Jika bicara maka perbuatan pun harus sama dengan ucapan.
Kekesalan ini muncul karena ia pada kenyataannya tidak mampu menjawab tantanganku.
Kini aku berada dipersimpangan, apakah aku harus berdiri dan bergerak bersama orang yang hanya mengandalkan gertak sambal ataukah aku harus menarik diri dari lingkaran yang selama ini aku berada didalamnya?! Aku harus memilih... Aku tahu dan memahami segala resiko yang akan kuhadapi.
Jika memang tak selaras maka harmoniskan, jika tak juga menjadi sinergi maka lepaskanlah agar ia menjadi selaras, harmonis dalam arenanya.
INI BARU KAPOLDA JABAR !!!
Pikiran Rakyat, 10 Februari 2008
“RABU (30/1) lalu, Kapolda Jabar Irjen Pol. Drs. Susno Duadji, S.H., M.Sc., mengumpulkan seluruh perwira di Satuan Lalu Lintas mulai tingkat polres hingga polda. Para perwira Satlantas itu datang ke Mapolda Jabar sejak pagi karena diperintahkan demikian. Pertemuan itu baru dimulai pukul 16.00 WIB.
Dalam rapat itu, kapolda hanya berbicara tidak lebih dari 10 menit. Meski dilontarkan dengan santai, tetapi isi perintahnya "galak" dan "menyentak". Saking "galaknya", anggota Satlantas harus ditanya dua kali tentang kesiapan mereka menjalani perintah tersebut.
Isi perintah itu ialah tidak ada lagi pungli di Satlantas, baik di lapangan (tilang) maupun di kantor (pelayanan SIM, STNK, BPKB, dan lainnya). "Tidak perlu ada lagi setoran-setoran. Tidak perlu ingin kaya. Dari gaji sudah cukup. Kalau ingin kaya jangan jadi polisi, tetapi pengusaha. Ingat, kita ini pelayan masyarakat. Bukan sebaliknya, malah ingin dilayani," tutur pria kelahiran Pagaralam, Sumatera Selatan itu.