Lama Tak Berjumpa

Tadi sore, oleh seorang kawan aku diajak untuk menemui Wakil Walikota.

Sepanjang perjalanan, kawanku bercerita mengenai situasi lokal, menurut dia saat ini dinamika politik mulai terasa memanas walaupun ini hanya berkutat di level elite. Ibaratnya, masih menurut kawanku,bagai bara dalam sekam.

Karena situasi inilah, dia membawa aku kepada wawali untuk sharing tentang situasi dan memberikan advise untuk analisa dan strategi taktis.

Entah mengapa ia merekomendasikan aku untuk bertukarpikiran, padahal wawali adalah lawan politik aku.

Tapi, perbincangan kami bukan berarti aku menjadi pragmatis kepadanya. Ini merupakan komunikasi politik, terserah orang lain jika pernyataan ini dianggap sebagai justifikasi.

Kami berbincang soal situasi dimana keadaan rakyat semakin tertekan, hal ini terjadi karena walikota tidak memiliki sense of crisis. Rakyat berbulan-bulan sulit untuk memenuhi kebutuhan dasar (basic need), tetapi sang decision maker malah bermanuver untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya an-sich.

Ini baru permulaan aku bertemu dengan wawali, setelah sebelumnya, hampir 4 tahun kami tak pernah berbincang karena faktor kepentingan politik.

Jika mungkin, aku akan kembali untuk memberikan gagasan untuk daerahku, gagasan untuk rakyat, gagasan untuk keadilan dan kemakmuran.

Terpaksa harus kembali "turun gunung" manakala tak ada lagi ruang idealisme di hati teman-teman sepergerakan yang dulu berjuang bersama.

Saatnya menyalakan api semangat kembali dan saatnya menyusun kekuatan dan stategi taktik untuk perubahan.

No comments:

Post a Comment