GERAKAN KAUM CENDIKIAWAN

Kenapa ya… sekarang tuh banyak orang ngomong tentang penghianatan intelektual/cendikiawan, kebangkitan kaum intelektual… malahan… tentang pemberontakan kaum intelektual. Tapi…. Banyak orang menganggap bahwa kaum intelektual telah berkhianat terhadap tanggungjawab moralnya sebagai kaum yang terdidik… Kenapa mereka memberikan “cap” penghianat?..... kata mereka bahwa kaum intelektual lebih mementingkan nilai-nilai praktis daripada nilai-nilai ilmu pengetahuannya, maksudnya atau dengan perkataan lain kaum intelektual dianggap telah mem-prostitusi-kan ilmu pengetahuannya bagi kedudukan dan kemenangan status sosial maupun politiknya… (ngeri ya…) Dan… kata mereka lagi… bahwa semestinya tugas kaum inteletual itu bukanlah untuk mengabdi kepada kepentingan-kepentingan politik, justru untuk mempertahankan nilai-nilai abadi yang abstrak dan berlaku bagi tiap jaman dan keadaan, yaitu : kebenaran, keadilan dan rasio. Bener juga sih kata mereka itu… buktinya!!!Coba aja kita liat, dengar, dan rasakan… bahwa sebagian kaum intelektual telah berkolaborasi dengan kaum oligarki ORBA/Neo-ORBA dengan bersikap anti-demokrasi, menentang HAM, anti perikemanusiaan dan anti-moralitas. Lebih-lebih….. telah berkhianat terhadap tanah airnya sendiri…. (gileeeee….) Jadi…. Kapan ya kira-kira kaum intelektual Indonesia bangkit kembali (dulukan ada Bung Hatta, Bung Sutan Sjahrir, Bung Tan Malaka dll), berontak…Lalu orang akan mengatakan “lihatlah mereka berbondong-bondong mengisi penuh ruangan-ruangan seminar untuk membuka hati nurani mereka yang sejak lama telah terdiam”. Yang lain juga mengatakan “lihatlah… mereka tidak saja memiliki tanggungjawab akademiknya tapi mereka memerankan fungsinya sebagai agen perubahan sosial dengan mengimplementasikan pengetahuannya untuk membebaskan rakyat dari keterasingan, kebodohan, kemelaratan, ketertindasan…” ya…. rakyat tidak hanya miskin tapi dimiskinkan, mereka tidak hanya bodoh tapi sengaja dibuat bodoh dst.... lebih menyakitkan ketika kita tahu bahwa itu dilakukan oleh negara!!! Dengan terstruktur dan sistematis.... rakyat hanya dijadikan objek bukan subjek!!! Dan... kaum intelektual yang memerankan fungsinya sebagai agen sosial sungguh sangat sedikit jumlahnya... memprihatinkan..Lebih banyak diantara mereka “menyerbu” pangkat dan kedudukan... kemudian setelah menjadi golongan vested interest memprostitusikan lagi ilmu pengetahuannya untuk mempertahankan kedudukannya. Lebih lanjut.... maka kita sebagai kelompok menengah yang merupakan bagian dari kaum intelektual  sudah menjadi kewajiban mengambil posisinya untuk perubahan, yakni bukan untuk mengubah dunia... tetapi untuk tetap setia kepada suatu cita-cita yang perlu dipertahankan demi moralitas umat manusia.... Nah... jadi sebagai kekuatan kelas menengah kita harus melakukan partisipasi politik (bukan politik praktis) dalam mewujudkan dan melaksanakan hak dan kewajiban warga negara.... dan sudah saatnya kaum muda intelektual tidak lagi bersikap apatis, apolitis, skeptis.... apalagi hedonis... Konklusinya.... maka : ketika orang tidak lagi diberi ruang kecuali untuk melawan maka intelektual pun menjadi pemberontak.... JANGAN RAGU, JANGAN TABU UNTUK BICARA POLITIK KARENA MANUSIA ADALAH MAKHLUK POLITIK!!!!

KEBEBASAN, KEMANUSIAAN DAN RASIONALITAS

Kebebasan akan selalu beriringan dengan keniscayaan akan nilai keadilan. Keadilan diberikan atas dasar rasionalisasi atas dasar kemanusiaan. Berharap akan perubahan dan pembaharuan adalah mimpi menuju proses ketahanan mentalitas dan kegigihan menghadapi situasi dan keadaan.

BUNDA...

Kegalauan akan satu kepastian dipagari raut wajah kepedihan..
Kesedihan mengaliri detik demi detik mengiringi detak jantung
Jangan.. jangan biarkan denyut nadi itu terhenti dalam nestapa
Tapi… kapan menghadirkan senyum?
Lelah.. terasa sesak.. menghimpit dan mengiris batin
Membelah rasionalitas tergelincir meniti tebing batas akal
Biarlah, persimpangan resah ini pasti ingin berakhir
Menepi pada satu garis cita.. tanpa hipokrisi

 Juli 2007, 00.30. untuk bunda, yang selalu menghibur, menyayangi dengan ketulusan. Kebangaan untukmu manakala kebebasan, kemanusiaan, keadilan tetap menjadi prinsip hidup.