Entah

begitu banyak yang telah terucap

beribu kata telah tersusun dan selalu tersaji dalam menjalani hari

apakah cerita yang selama ini tertata sedemikian rupa melalui, proses alamiah, akan menjadi kisah yang hanya meninggalkan kenangan?

romantika yang berujung kesakitan.. kesakitan mereka... mereka yang selama ini ada dalam bagian ruang perjalanan hidupku...

apakah kesakitan itu akan meninggalkan kisah yang berwujud sumpah serapah untukku... kesakitan yang semestinya dapat di mengerti...

perasaan adalah merajai dan merampas logika!!! Jika benar adanya, mengapa mereka hadir membawa perlahan perasaan ini dan menghanyutkan dalam pusaran hati..

apakah mereka pun merasai rasa ini? rasa yang bermain dalam ruang kerinduan dan penghianatan...

kerinduan akan mereka, penghianatan untuk mereka...

jika memang harus tak terjadi bagi mereka...

keluarkan aku dari lembah yang telah menutupi dan membekukan jiwa ini.. jiwa yang berkelana menjelajahi mereka yang hadir dalam ruang kesetiaan, kerinduan akan renjana, kemunafikan dalam ikrar terprasasti, dan penghianatan....

luangkan jiwaku... biar kutemukan dimana kehidupan ini menjadi keindahan dan kebahagiaan...

dan....

mereka selalu dalam kecintaan dan kebahagiaan bersama mereka yang akan mengisi perjalanan hidupnya....

dan,

akan ku persembahkan rasa ini untuk dia yang kelak atas takdirnya menemaniku dalam keceriaan maupun kedukaan...

Yaaaanaaaaaaaaaa

jika waktunya tiba, jika ia harus ada disisi jiwaku, jika ia harus menemani hidupku, jika ia memang harus menjadi jiwa diantara jiwaku

jika aku harus menemaninya, jika aku harus selalu menjadi perisainya, jika aku harus menjaganya, dan jika aku harus mengikatnya

kesetiaan... akan menemani jejak nafas antara dia dan aku

jejak yang akan menggoreskan kebahagian, kedukaan, menjamahi sisi kehidupan..

kehidupan yang tak lepas dari pasang surut

jika memang harus menjadi kenyataan... ridhoi kami menuju dan menjalani apa yang semestinya harus kami telusuri....

Lama Tak Berjumpa

Tadi sore, oleh seorang kawan aku diajak untuk menemui Wakil Walikota.

Sepanjang perjalanan, kawanku bercerita mengenai situasi lokal, menurut dia saat ini dinamika politik mulai terasa memanas walaupun ini hanya berkutat di level elite. Ibaratnya, masih menurut kawanku,bagai bara dalam sekam.

Karena situasi inilah, dia membawa aku kepada wawali untuk sharing tentang situasi dan memberikan advise untuk analisa dan strategi taktis.

Entah mengapa ia merekomendasikan aku untuk bertukarpikiran, padahal wawali adalah lawan politik aku.

Tapi, perbincangan kami bukan berarti aku menjadi pragmatis kepadanya. Ini merupakan komunikasi politik, terserah orang lain jika pernyataan ini dianggap sebagai justifikasi.

Kami berbincang soal situasi dimana keadaan rakyat semakin tertekan, hal ini terjadi karena walikota tidak memiliki sense of crisis. Rakyat berbulan-bulan sulit untuk memenuhi kebutuhan dasar (basic need), tetapi sang decision maker malah bermanuver untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya an-sich.

Ini baru permulaan aku bertemu dengan wawali, setelah sebelumnya, hampir 4 tahun kami tak pernah berbincang karena faktor kepentingan politik.

Jika mungkin, aku akan kembali untuk memberikan gagasan untuk daerahku, gagasan untuk rakyat, gagasan untuk keadilan dan kemakmuran.

Terpaksa harus kembali "turun gunung" manakala tak ada lagi ruang idealisme di hati teman-teman sepergerakan yang dulu berjuang bersama.

Saatnya menyalakan api semangat kembali dan saatnya menyusun kekuatan dan stategi taktik untuk perubahan.

Jangan Pernah Berhenti

Semakin lama, semakin rasa sayang dan rasa cinta itu mengoda untuk memilikinya.. Sepertinya perasaan ini selalu saja untuk memikirkannya, merindukannya..

Ingin rasanya ada disampingnya untuk selalu membuatnya bahagia.. Memberikan kasih sayang, belaian, memanjakannya.. Seperti yang diinginkannya, untuk selalu menemani dalam hidup ini dan tak pernah berhenti untuk selalu mencintai dirinya..

Apakah keinginan ini akan mencapai kegairahannya? Gairah untuk menikmati keindahan kebersamaan dalam hidup yang tak pernah terbayangkan, karena kita selalu dihadapkan oleh misteri yang tak pernah terungkap kecuali kita yakin untuk membongkar misteri ini menjadi kenyataan..

Jangan pernah untuk berhenti melupakan apa yang terlah terjalin,,, Jika mimpi ini sekalipun tak tercapai.. Ingat diriku yang pernah ada aliran nafasmu...

*) untuk dia nan jauh disana, diantara harapan dan kegelisahan yang tak pernah berhenti.. Tak pernah berhenti untuk selalu menjaga cinta dan tak pernah berhenti untuk bertanya apakah cinta akan menghampiri ikatan diantara kita??

Pertanyaan???

Banyak yang selalu De' pertanyakan padaku... Apakah aku memikirkannya? Merindukannya? Mencintainya?

Dan jawaban bahwa aku selalu memikirkannya untuk menjadi pendamping hidupku, merindukannya diantara sela nafas ini, dan mencintainya setulus hati...

Selalu Saja Ada...

Bila kita memiliki harapan, harapan akan sesuatu yang indah, menyenangkan, kegairahan dalam hidup, dan menentramkan rasa yang selama ini ada, tentunya kenyataan akan selalu menjadi impian yang dinanti.

Namun akan menjadi persoalan tatkala proses menuju harapan dan impian tadi, terganjal oleh hal-hal yang selama ini menjadi kerikil dalam perjalanan cita-cita kami.

Proses akselerasi ke arah cita-cita harus direncanakan, ya direncanakan. Pertama, jika mungkin, agenda 'membawa lari' dirinya. Agenda ini bukan merupakan 'kegilaan' akan situasi, tapi ini bagian dari pada langkah menuju cita-cita, tujuan yang selama ini dihadapkan akan keadaan yang tidak memungkinkan. 'Membawa lari' dirinya sejauh mungkin, sebisa mungkin untuk tidak terdeteksi sinyal pencarian kami berdua. Kemana? Satu tempat dimana menyajikan ketenangan untuk menjalani kebersamaan. Tempat dimana kami bisa saling mencintai, menyayangi, memanjakannya, membelainya, dan mencumbunya.

Kedua..... Setelah langkah kedua terlaksana, kami berjanji, masa pelarian ini hanya berlangsung selama satu tahun!!! Dalam persembunyian harus ada yang disepakati dan merupakan bagian dari komitmen, komitmen untuk tidak memiliki generasi penerus.

Ketiga, proses ini merupakan akhir perjalan panjang yang sangat melelahkan. Pada fase inilah kami harus siap akan segala resiko pasca 'pelarian', yakni memohon restu, restu untuk mewujudkan mimpi kami, mimpi untuk membina keluarga dan melanjutkan keturunan. Di titik inilah ikatan lahir batin kami memiliki legitimasi negara.

Dini hari... Obrolan kami selalu saja mengenai 'seandainya' jika Tuhan mengabulkan permohonan kami untuk selalu bersama-sama.

Lalu... Kami berkhayal, seandainya nanti kami dalam masa pelarian, jika salah satu diantara kami membasahi tubuh,  maka satu dari kami bertugas untuk mengeringkan air yang membasahi tubuh dengan pakaian yang melekat dibadan.

Sang wanita mengeringkan basah tubuh sang pria dengan daster berwana merah yang melekat ditubuhnya, lalu melepaskan daster tersebut untuk menyeka air yang membasahi rambut dikepala sang pria. Dalam kondisi wanita yang sangat sexy, sang pria akan menggendong sang wanita menuju  hamparan keindahan... Lalu... Selanjutnya 'kegiatan', kegiatan yang membuat sang pria untuk kembali membasahi tubuh....

sebaliknya pun terjadi manakala sang wanita membasahi indah raganya....

*)untuk bunda... bunda yang selalu menghinggapi sisi kerinduan akan perjumpaan dan keindahan akan kebersamaan... jika saatnya tiba, akan kusuntikkan apa yang ku punya selama ini ada... hanya untuk dirimu!!!!

Aneh Aja...

ga tau kenapa koq gw bisa mengalami perasaan yang aneh ketika mengenal seseorang yang selama ini gw kenal, 2 tahun lamanya, komunikasi kami selalu dan selalu melalui perantara, telepon.

aneh?! ya... aneh dan sangat aneh, tp gw ngerasa nyaman, gw ngerasa tenang manakala ada sesuatu yang menghampiri gw walau hadir dalam wujud aksara dan desiran udara yang menjelma alunan suara..

perjalanan selama 2 tahun banyak menghadirkan tawa, canda, kesedihan, keresahan, tangis, atau apapun yang sentimentil..

lalu... rasa nyaman itu merubah derajat yang selama ini ada menjadi cinta... cinta yang entah kapan akan mempertautkannya dalam ikatan kelembagaan pernikahan... keluarga!!

gimanapun juga semua ditentukan oleh takdir!!!

soal ini gw menjadi fatalistik....