JUAL..?!!! GUA BELI

Baru saja, setengah jam yang lalu, aku berdebat tentang konsep suatu hal yang harus segera diimplementasikan. aku memaparkan konsepku berikut metode dan segala kemungkinan yang terjadi. Namun untuk mengaplikasikan konsep tersebut aku membutuhkan perangkat yang harus dipersiapkan oleh tim, jika ini memang harus dikerjakan oleh tim.

Dia menantangku untuk memulai rencana tersebut secara konkrit, namun aku tak bisa begitu saja mengiyakannya, aku punya posisi tawar!! Sebenarnya aku siap, namun aku juga harus tahu sejauh mana kapasitas dia untuk menyiapkan perangkat yang dibutuhkan untuk kegiatan esok hari.

Aku mulai menantang balik, kapan ia siap untuk mempersiapkan perangkat tersebut? Di jawab olehnya jika aku siap maka dia pun siap.

Aku menerima tantangannya. Saat itu juga perangkat yang kumiliki segera ku aktifkan.

Setelah ia menyaksikan dan mendengar sendiri bahwa aku telah bergerak, aku mulai melihat wajah dia berubah, kaget!!! Ternyata ia tidak menyangka bahwa secepat itu aku segera mengoperasionalkan gagasanku.

Mulailah ia menunjukkan ketidaksiapannya (secara ekstrim : ia tidak memiliki kemampuan) untuk segera mengaplikasikan pandangannya seperti secepat aku menerima tantangannya.

Ketika ia mulai banyak berdalih, semakin aku muak terhadap pertanyaan dan justifikasinya.

Jika bicara maka perbuatan pun harus sama dengan ucapan.

Kekesalan ini muncul karena ia pada kenyataannya tidak mampu menjawab tantanganku.

Kini aku berada dipersimpangan, apakah aku harus berdiri dan bergerak bersama orang yang hanya mengandalkan gertak sambal ataukah aku harus menarik diri dari lingkaran yang selama ini aku berada didalamnya?! Aku harus memilih... Aku tahu dan memahami segala resiko yang akan kuhadapi.

Jika memang tak selaras maka harmoniskan, jika tak juga menjadi sinergi maka lepaskanlah agar ia menjadi selaras, harmonis dalam arenanya.

No comments:

Post a Comment