Hari Kasih Sayang

Kaum muda kita begitu lekat dengan tanggal 14 Februari. Hari dimana anak-anak muda merayakannya sebagai Hari KAsih Sayang.

Momentum hari kasih sayang hanya sebatas dimaknai sebagai 'kesempatan' dalam mengaktualisasikan atau mengapresiasikan Cinta dalam arti sempit yakni Asmara.

Telah luput dari pandangan mata dan hati nurani tentang kemanusiaan. Kasih sayang dimaknai sebatas private, pribadi antar pribadi, dan menjadi individualistis. Jika demikian, pertanyaannya sudah jauhkan anak muda kita dari solidaritas sosial - solidaritas kemanusiaan??

Masalah-masalah sosial yang berdampak pada kemiskinan, kemelaratan, benturan antar masyarakat, dan konflik lainnya tidak lagi menjadi bagian persoalan kaum muda, mudah-mudahan pernyataan ini salah.

Dalam keseharian kita dapat dengan mudah melihat pola tingkah kaum muda yang terjebak dalam hedonisme. Hura-hura sudah menjadi gaya hidup. Padahal disekitar kita banyak saudara kita yang memerlukan kasih sayang.

Kasih sayang yang kita berikan tak semata-mata hanya dalam bentuk materi (uang), namun manakala kita memperjuangkan keadilan dan kemakmuran bagi mereka melalui perjuangan rakyat menggugat pemerintah untuk memberikan (mengembalikan) hak-hak mereka (rakyat) adalah salah satu bentuk kasih sayang.

Lalu masihkah kita akan terjebak dalam memaknai Kasih Sayang dalam arti sempit?

Jika kita menolak kasih sayang hanya sebatas arti sempit, maka saatnya kita memperbaharui mentalitas kita, mentalitas kemanusiaan. Semoga...

No comments:

Post a Comment