KADER...

Aku terbangun setelah mendengar suara gaduh teman-teman dari gerakan mahasiswa. Sore itu aku beristirahat di “secretariat” Alumni pergerakan mahasiswa.Beberapa mahasiswa (kurang lebih 10 orang) menghampiriku kedalam kamar, salah satu diantara mereka menjadi juru bicara dan menyampaikan beberapa hal mengenai perkembangan gerakan mahasiswa. Saat itu aku hanya menganggap biasa saja, karena hal ini sudah biasa bagi kami ketika bertemu dengan orang-orang yang se”habitat” untuk membicarakan sekaligus mengup-date situasi dan perkembangan sosial politik.Lalu, aku semakin mencermati penuturan itu ketika mereka menyajikan situasi dan kondisi di internal organisasi gerakan mahasiswa, bahwa ternyata kondisi saat ini tidak memungkinkan bagi mereka untuk dapat terlibat (baca:bersatu) dalam organisasi yang selama ini menjadi ruang bagi mereka untuk bergerak, dengan berbagai argumentasi yang disampaikannya, aku dapat memahami kondisi mereka dan mengerti bahwa mereka membutuhkan ruang untuk mengapresiasikan gagasan serta mengimplementasikannya dalam wadah baru yang memiliki legalitas, konkritnya organisasi merupakan kebutuhan dalam mengembangkan gagasan serta melakukan pengorganisasian.Pada intinya, sore itu mereka sengaja datang hanya untuk menemuiku dan meminta persetujuan untuk membentuk, membangun, dan mengembangkan organisasi yang baru. Lalu aku sampaikan bahwa pada hakikatnya aku memberikan persetujuan bagi teman-teman gerakan mahasiswa untuk membentuk organisasi gerakan mahasiswa yang baru dengan syarat jika nanti terbentuk maka organisasi tersebut tidak mendasarkan pada garis massa, tapi lebih menekankan pada garis kader yang memiliki pemahaman dan kesadaran mengenai ideology, perjuangan, dan kebangsaan.Mungkin ini sejarah yang harus terlahir, bahwa aku “dipaksa” untuk mendirikan 2 (dua) organisasi yang memiliki dasar ideology yang sama.Namun, organisasi yang dulu pernah aku dirikan , pada saat sekarang mengalami degradasi, penurunan kualitas dan perjuangan yang hampir ke titik nadir.Aku tak tahu apakah pertentangan (yang pada akhirnya) terjadi diantara mereka merupakan konflik yang selama ini terpelihara dan tak dituntaskan?!Mungkin saja konflik ini lahir karena beberapa orang senior takut kehilangan pengaruh dan takut tersaingi gagasan dan wawasannya oleh kader muda. Ataukah memang sengaja (rekayasa) melakukan provokasi, “pembodohan-pembiaran” terhadap kader, agar sang senior tetap memiliki eksistensi yang tak wajar.Bahkan kudengar juga bahwa sang senior juga melakukan proses pembusukan dan pembunuhan karakter terhadapku, tapi mereka lupa bahwa mereka menjadi seperti sekarang adalah karena aku yang memberikan akses dan pendidikan politik. Dan untuk hal tersebut hanya beberapa orang saja yang memahaminya.Kini ada setitik harapan, jika organisasi baru nanti sungguh-sungguh ada maka proses perjuangan terus berlangsung dan aku hanya bisa berharap bahwa mereka akan menjadi pemimpin yang memiliki gagasan dan wawasan yang bersandar pada nilai kerakyatan.Selamat mendirikan organisasi baru dan kepada organisasi yang pernah kudirikan semoga pola dan metode perjuangan akan kembali menempatkan kader dan anggota sebagai pemimpin.

No comments:

Post a Comment