Baru saja ia meninggalkan ruang tamu rumahku, datang seorang diri lewat tenggah malam.Sulit baginya untuk mengungkapkan dari mana percakapan ini harus dimulai.Basa-basi tentunya, ketika mencoba membuka percakapan dengan wacana situasi dan kondisi mengenai dinamika suksesi kekuasaan pemerintahan di daerah. Basa-basi itu menyita waktu sesaat.Lalu ia langsung masuk dalam pembicaraan pokok persoalan, ya… persoalan dinamika gerakan sosial politik yang selama ini kami lakukan.Akhirnya banyak persoalan ditingkat internal yang kami diskusikan, mulai dari soal konflik perseorangan hingga sikap terhadap prinsip dan nilai yang selama ini kami jadikan pedoman hidup dalam bermasyarakat dan bernegara.Ternyata dapat disadari bahwa selama ini tidak lagi ada ketaatan dalam melaksanakan pengorganisasian, struktur dan sistematika pergerakan, pendistribusian sumberdaya organisasi, bahkan hingga soal analisa keadaan.Strategi dan taktik tanpa disadari tidak lagi dijadikan sebagai rujukan dalam melaksanakan gerakan disektor teknis operasional.Betapa memprihatinkan, bagi kami ini merupakan suatu ‘kecelakaan’, ketika prinsip dan nilai yang merupakan idealisme perlahan mulai memudar berganti dengan kepentingan jangka pendek. Padahal strategi dan taktik merupakan kepentingan jangka panjang yang menuntun kita kearah cita-cita perjuangan. Kita selalu berharap agar taktik yang dilakukan jangan sampai melenyapkan strategi.Untuk kesekian kalinya pasang surut organisasi ini berlangsung, tapi setidaknya ini akan menjadi satu pelajaran berharga dalam menghadapi konsolidasi kedepan. Mengutip M. Hatta “ia tidak mempunyai tulang punggung yang mudah membungkuk. Ia hanya tunduk pada prinsip yang dimufakati bersama. Tetapi ia tidak bisa dan tidak biasa menundukkan diri kepada orang seorang”.

No comments:

Post a Comment