INTELEKTUAL PEMANGSA

dont-cry-for-me-iran.jpgKenapa mereka atau setiap diri kita mudah berubah. Aku memiliki kenyataan bahwa kawan-kawan (perjuangan/pergerakan) kita telah memilih (sadar/tidak) untuk menyakiti hati rakyat. Aku tak membayangkan bahwa ketika mereka mengajak aku minum di Coffee Been, Starbucks, mengajak makan di Grand Mario dan bertingkah hedon di Oasis dll bahkan seringkali mereka memberikan aku “oleh2”, semua itu ternyata bukan materi yang mereka usahakan dengan keringat mereka sendiri, materi yang didapat mereka adalah kekayaan yang dihasilkan dari “memeras rakyat” alias sebagai Penjahat Anggaran Negara.

Kita tak bisa berbuat apapun, karena itulah yang mereka bisa… bisanya ngerampok uang Negara!!!


Banyak yang mengatakan bahwa aku pun bisa seperti mereka….. betul kata mereka bahwa setiap dari kita bisa berbuat demikian, tapi apakah ia mau atau TIDAK!!!


Aku lebih memilih TIDAK, walaupun aku bisa berbuat seperti mereka bahkan jika aku mau hasilnya lebih berpuluh, beratus kali lipat dari mereka.


Mereka bergaya borjuis dengan mobil seharga 400jutaan keluaran terbaru, sandang bermerek, handphone 2 set seharga diatas 14 juta, makan di mall menu barat dengan bill perorang bisa mencapai 300ribu.


Hari itu aku diajak makan dan minum di 3 tempat kelas elite, jika dikalikan 300ribu maka pada hari itu aku telah membayar 900ribu. Tentunya mereka yang bayar, dari mana aku punya duit sebanyak itu untuk makan dan minum satu hari.


Ya mereka tanpa beban telah ‘menafkahi’ aku karena itu bukan uang mereka tapi uang rakyat yang tak mereka distribusikan bagi yang berhak, rakyat miskin, rakyat yang tak mampu mensekolahkan anaknya di SD, SMP, SMA, rakyat yang tak mampu mengakses kesehatan.


Ironis padahal mereka adalah kalangan intelektual, mereka pintar tapi tak pernah cerdas.


Tapi aku masih diatas mereka, karena mereka segan denganku karena aku tak pernah berbuat seperti mereka.


Aku lebih memilih hidup apa adanya, kalau saat ini harus pake sandal jepit ya pake sandal jepit!!!


Aku lebih memilih untuk bersikap idealis (insya Allah untuk seumur hidup.. amien) walaupun akan banyak ditinggalkan teman karena aku berbeda dengan mereka.


Inilah kenyataan… kita semakin ditantang untuk melakukan perubahan dan pembaharuan social sementara kekuatan subjektif kita selalu digerogoti oleh mentalitas penghisap, penindas, reformis gadungan.


Inilah babak baru perlawanan generasi menghadapi Lupa… generasi yang menanggalkan jubah patriotisme, meninggalkan ranah rasionalitasnya, tidak lagi berpikir tentang kemanusiaan, keadilan, kebebasan, kesejahteraan dan demokrasi.


Hari ini mereka jelas-jelas menunjukkan bahwa mereka adalah penghianat rakyat, penghianat yang harus kita bersihkan sampai akar-akarnya.


Jadi… menangislah jika bisa, tapi itu tak sedikit pun akan melemahkan ideliasme kita. Sakit rasanya ketika mereka memerankan diri sebagai musuh rakyat.


 


22 agustus 2007

No comments:

Post a Comment