Pragmatis

Kenapa mereka selalu menghampiriku hanya untuk pragmatisme?
Dimana moralitas yang dulu selalu dijadikan pijakan? Kemana etika yang selama ini dijunjung? Penghianatan sepertinya selalu menjadi siklus yang silih berganti.
Menjadi pragmatis hanya karena untuk kedudukan dan harta. Bukankah hal demikian merupakan kenistaan? Menjadi "berada" dengan mengadaikan idealisme, melakukan penghianatan intelektual, menjadi anjing penjaga kekuasaan!!
Tak seperti mereka yang pernah kujumpai, masih selalu setia dengan idealisme yang membuatnya menjadi tak kaya.. Mereka tak kaya (miskin) harta TAPI kaya jiwa..
Ku ijinkan kau terlelap dalam kamarku karena kemanusiaan, tapi bukan untuk membawaku kedalam mimpimu.
Aku tak mau dan bukan menjadi pecundang!!

No comments:

Post a Comment